- Home >
- Pantai Grajagan >
- Pantai Grajagan
Posted by : Unknown
Rabu, 20 November 2013
Pantai
Plengkung / G-Land
Indonesia akan bangga memiliki Pantai
Plengkung di ujung timur Pulau Jawa. Selain karena keindahan dan
kealamiannya, juga karena menjadi salah satu tempat berselancar terbaik di
dunia. Pantai Plengkung atau lebih popular disebut G-Land menawarkan
surga bagi surfer professional untuk menunggang ombak yang luar biasa.
Pantai
Plengkung dijuluki “The Seven Giant Waves Wonder" oleh peselancar asing
karena memiliki 7 gulungan ombak hingga 6 meter tingginya.
Ada beberapa konotasi berbeda mengapa Pantai
Pelengkung disebut G-Land. Huruf ‘G’ untuk G-Land memiliki tiga
pengertian beragam. Pertama, untuk huruf awal kata “Great”
sebagai gambaran ombaknya yang luar biasa. Kedua, untuk huruf awal
kata “Green” atau kadang “Green Land” karena lokasinya
tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis tua yang hijau yaitu Taman Nasional
Alas Purwo. Ketiga, merujuk pada ‘G’ untuk awal huruf kata ‘Grajagan,’
sebuah pantai dan pelabuhan tempat kapal-kapal yang dipakai wisatawan untuk
mencapai Plengkung. Sebutan G-land juga berarti karena Plengkung yang berada di
Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G.
Keunikan ombak di G-Land ini adalah baru pecah
setelah 1 hingga 2 km dari arah timur ke barat dengan ketinggian mencapai 4-6
meter dalam interval 5 menit. Dengan kondisi tersebut membuat peselancar
proffesional dapat menikmati gulungan ombak atau “barrel” yang
lebih lama dan panjang. Oleh karena itu tidaklah mengherankan Plengkung sudah
lima kali menjadi tuan rumah ajang surfing internasional.
Dengan formasi ombak raksasa datang
susul-menyusul sebanyak 7 lapis dan bersusun "go to left"
membuatnya cocok ditunggangi peselancar kidal. Inilah yg membuat G-Land menjadi
idaman dunia surfing internasional dan salah satu pantai yang
mempunyai ombak terbaik di dunia.
Selain di Plengkung, hanya Hawaii, Australia, dan
Afrika Selatan saja yang memiliki ombak menantang seperti itu. Ombak di
Plengkung adalah nomor dua setelah di Hawaii. Hawaii sendiri memiliki ombak
terus menerus sepanjang tahun. Puncak ombak di Plengkung hanya ada di
bulan-bulan tertentu antara April hingga Agustus.
Bob Laverty dan Bill Boyum adalah orang pertama
yang mempopularkan pantai dan ombak di Pantai Plengkung tahun 1972. Kemudian
mereka mendirikan surf camp di sana dan akhirnya dikenal luas
peselancar kelas dunia dari berbagai negara. Berikutnya, Bobby Radiasa seorang
peselancar dari Bali, mengembangkan surf camp
dan mengelolanya hingga saat ini.
Hamparan pantai berpasir putih di kawasan ini
diselimuti kawasan hutan yang masih alami dan jauh dari kebisingan hiruk pikuk
perkotaan. Jelasnya di sini tak cukup sinyal handphone Anda untuk aktif, tak
pula terjangkau jaringan televisi, serta tidak ada pula pedagang kaki lima.
Semua itu telah menjadikannya Plengkung sebagai kawasan paling ideal untuk Anda
yang ingin berselancar dan benar-benar menjauh sejenak dari peradaban kota.
Transportasi
Cara menuju Plengkung ada dua, yaitu pertama
melalui jalur darat dari Banyuwangi-Kalipahit sekitar 59 km dengan bus.
Kalipahit-Pasaranyar sejauh 3 km dengan ojek atau menyewa mobil. Pasaranyar
Trianggulasi-Pancur berjarak 15 km. Kemudian Pancur-Plengkung berjarak 9 km.
Cara kedua, melalui jalur darat-laut dari Banyuwangi-Benculuk sekitar
35 km naik bus atau kendaraan umum lainnya. Benculuk-Grajagan sekitar 18 km,
kemudian dari Pantai Grajagan ke Pantai Plengkung dengan
speet boat.
Perjalanan dari Pos Perhutani menuju Plengkung
sekitar 1,5 jam melewati jalan aspal di 2 km awal dan jalan tanah di
sekitar 8 km berikutnya melewati Taman Nasional Alas Purwo. Terkadang bila
beruntung Anda dapat melihat monyet liar, burung merak liar, dan beragam jenis
burung lainnya. Yang jelas, pepohonan di sini berukuran besar.
Kegiatan
Tinggi ombak di Plengkung ini cenderung kurang
tepat bagi peselancar pemula. Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas apabila tidak
bisa berselancar karena pemandangan alam kawasan ini sangat menawan dan luar
biasa.
Pagi hari setelah sarapan, berjalan-jalanlah
menyusuri pantai pasir putih Plengkung. Pasirnya benar-benar putih seperti
butiran kristal dan kaki Anda akan terbenam menginjaknya. Sejauh mata memandang
tak kalah indah karena ada hamparan air laut luas membentang.
Pukul 10 pagi, Anda dapat menonton para surfer
terjun ke laut. Menyaksikan atraksi luar biasa dari kejauhan di rumah panggung
yang memang disediakan bagi penonton. Sangat disarankan Anda membawa teropong
agar dapat melihat para surfer beraksi karena ombak besarnya memang agak ke
tengah laut. Bagi Anda yang hobi fotografi maka perlu lensa binocular tentunya
di sini.
Ombak Plengkung terbagi tiga tingkatan yaitu kong,
speedis, dan many track. Masing masing ombak berada di area yang berbeda.
Jenis ombak tingkat pertama yakni kong, ini merupakan ombak yang
tingginya mencapai 6-8 meter. Ombak ini paling dicari oleh peselancar
internasional. Tingkat kedua, speedis, mempunyai ketinggian 5-6 meter
dan menjadi konsumsi peselancar professional. Kemudian, tingkat ketiga dikenal
dengan sebutan many track dengan tinggi ombak sekitar 3-4 meter.
Ombak speedis cocok untuk pemula meskipun peselancar
professional juga sering datang ke sini pada bulan Maret-Juni menunggu bulan
Juli sampai September dimana ombak di Plengkung begitu menantang. Di bulan-bulan
tersebut peselancar dari mancanegara berdatangan.
Bagi Anda yang ingin belajar berselancar jangan
khawatir, di Pantai Batu Lawang adalah tempat yang tepat untuk belajar dan
menjajal ombak many track. Lokasinya tidak jauh dari Plengkung. Jika
ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu sekitar 20 menit. Wisatawan
mancanegara sering menyebut ombak di daerah tersebut dengan sebutan "twenty-twenty"
yang artinya 20 menit mendayung ke tengah dan 20 menit menikmati titian ombak.
Selain Pantai Plengkung ada juga Pantai Parang
Ireng yang terhampar pantai indah berpasir putih bersih bak kristal. Patut pula
Anda mengunjungi Pantai Gotri dengan pasir putihnya yang berbentuk bulat besar
dan sangat ringan sehingga terasa sulit untuk berjalan di pantainya.
Antara Pancur ke Plengkung terdapat hutan sawo
kecik unik yang tumbuh berjajar di tepi pantai. Buah sawo kecik kulitnya
berwarna merah dan buahnya manis dapat langsung Anda ambil dan cicipi saat
berjatuhan di tanah.
Tips
- Dalam setahun, bulan Mei sampai Oktober adalah bulan terbaik untuk surfing. Terutama di bulan Juli sampai September, peselancar mancanegara berdatangan ke sini karena di bulan tersebut akan temui panjang dan ketinggian ombak yang maksimal.
- Bila Anda ingin mengabadikan aksi para peselancar maka perlu membawa lensa binocular untuk memfotonya. Untuk menyaksikan aksi peselancar di tengah laut bawalah juga teropong.